Bens Indonesia, Tajuk Rencana - Musim Pilkada lima tahunan tak hanya menyajikan hiruk-pikuk pemilihan Kepala Daerah, tetapi juga menghidupkan geliat Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) yang kian marak mendeklarasikan dukungannya kepada calon Gubernur, Bupati, dan Walikota. Ormas, baik yang berlandaskan keagamaan maupun kepentingan umum, ikut terlibat dalam peta politik, menyuarakan aspirasi dan dukungan, serta kerap kali mengundang para calon untuk menyampaikan visi-misi mereka di hadapan anggota organisasi.
Namun, pertanyaan besar yang sering muncul adalah: Bagaimana kelanjutan eksistensi Ormas setelah Pilkada usai? Apakah Ormas-ormas tersebut akan tetap relevan dan aktif, ataukah justru kehilangan arah dan tujuan setelah momen politik berlalu?
Fenomena dukungan Ormas terhadap calon Kepala Daerah sebenarnya tidak hanya terjadi di Indonesia. Ini adalah gambaran nyata dari hubungan simbiosis antara Ormas dan kandidat politik, dimana keduanya saling memanfaatkan demi mencapai tujuan.
Calon membutuhkan dukungan massa yang sudah terorganisir untuk memperkuat basis pemilih, sementara ormas merasa lebih mudah menyuarakan kepentingannya dengan memperoleh kedekatan politik.
Pasca Pilkada, Ormas-ormas ini menghadapi tantangan untuk tetap eksis dan relevan di tengah masyarakat. Tanpa agenda atau program yang jelas, banyak ormas rentan kehilangan semangat dan kepercayaan publik.
Oleh karena itu, penting bagi Ormas untuk menata ulang tujuan dan program mereka, menempatkan diri sebagai lembaga yang benar-benar bertujuan sosial dan kemasyarakatan, bukan sekadar kendaraan politik.
Ormas seharusnya mampu kembali fokus pada misi utamanya, yaitu memperjuangkan kepentingan masyarakat dan menjaga stabilitas sosial. Disaat yang sama, masyarakat juga perlu lebih kritis dalam menilai keberadaan ormas dan memastikan bahwa dukungan politik yang diberikan bukanlah bentuk eksploitasi kepentingan publik untuk kepentingan segelintir pihak.
Pada akhirnya, masa depan Ormas pasca Pilkada akan sangat bergantung pada kemampuan mereka untuk beradaptasi dan berkomitmen pada nilai-nilai kemasyarakatan yang mereka usung. Tanpa itu, ormas hanya akan menjadi pion yang digunakan dalam permainan politik, kehilangan nilai strategis, dan meredup setelah masa pemilihan berakhir.
0 Komentar