Ticker

6/recent/ticker-posts

Advertisement

Drama Debat Gubernur: Adu Aib atau Adu Visi?

Oleh: Hasan Basri
Bens Indonesia - Debat publik kedua Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bengkulu yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum pada Selasa, 12 November 2024, di salah satu hotel di Kota Bengkulu, seharusnya menjadi ajang adu visi dan program demi kemajuan Bengkulu. 

Namun sayangnya, debat ini berubah menjadi panggung saling hujat, dimana masing-masing pasangan calon lebih memilih mengumbar aib lawannya dari pada membahas rencana konkret bagi Bengkulu.

Pasangan nomor urut 01, Helmi Hasan-Mian, secara terbuka menuding bahwa selama kepemimpinan Rohidin, banyak jalan provinsi yang rusak, sejumlah pejabat yang diberhentikan dari jabatannya, serta 18 program yang dijanjikan Rohidin, termasuk pembagian gas 3 kg secara gratis, tidak terealisasi. 

Disisi lain, pasangan nomor urut 02, Rohidin Mersyah-Meriani, menuduh bahwa Helmi Hasan, saat masih menjabat sebagai Walikota Bengkulu, pernah menjadi tersangka dalam kasus bansos dan bahkan sempat buron.

Akibatnya, sejumlah ASN, termasuk anggota keluarga dan ajudan Helmi, ikut tersandung kasus hukum.

Alih-alih menjadi ruang untuk memperkuat visi misi dan menawarkan solusi atas permasalahan di Bengkulu, debat ini justru meninggalkan kesan negatif dimata publik. 

Masyarakat dibuat bingung, bukannya tercerahkan, dengan sajian adu argumen yang lebih banyak berisi serangan pribadi. Kedua pasangan calon, seolah-olah, lebih sibuk membongkar kelemahan lawan ketimbang meyakinkan masyarakat tentang kapasitas dan program mereka sebagai calon pemimpin daerah.

Situasi ini menunjukkan bahwa publik perlu lebih jeli dalam menilai siapa yang pantas memimpin Bengkulu. Meski debat ini menyisakan banyak tanda tanya mengenai kredibilitas dan integritas para kandidat, pilihan akhir tetap ada di tangan masyarakat. 

Semoga, pada Pilkada 27 November mendatang, rakyat Bengkulu mampu menentukan pilihan terbaik berdasarkan harapan akan perubahan positif, bukan sekadar terjebak dalam sentimen sesaat yang tidak produktif.

Posting Komentar

0 Komentar