Ticker

6/recent/ticker-posts

Advertisement

Dinamika Pilkada Bengkulu 2024: Antara Bantuan Instan dan Kualitas Pemimpin yang Dipilih

Bens Indonesia, Opini - Pilkada tahun 2024 di Provinsi Bengkulu membawa dinamika yang menarik, sekaligus mencerminkan beberapa pola yang umum dalam budaya politik lokal.

Salah satu fenomena yang paling mencolok adalah peran aktif masyarakat, terutama kalangan ibu-ibu atau "Mak-Mak", yang sering kali terlihat berlomba-lomba memperoleh bantuan langsung dari calon kepala daerah.

Bantuan tersebut bisa berupa barang-barang kebutuhan rumah tangga seperti minyak goreng, baskom, dan sembako, yang tentunya menarik minat masyarakat karena langsung memberikan manfaat.

Fenomena ini dapat dipandang dari dua sisi. Di satu sisi, bantuan ini dapat dianggap sebagai upaya calon kepala daerah untuk mendekatkan diri kepada masyarakat dan menunjukkan kepedulian terhadap kebutuhan sehari-hari. 

Di sisi lain, praktik semacam ini memicu kekhawatiran akan terjadinya politik uang, dimana bantuan diberikan bukan hanya sebagai bentuk kepedulian, tetapi juga sebagai cara memengaruhi pilihan politik masyarakat. 

Praktik ini bisa mengaburkan pertimbangan rasional dalam memilih calon yang benar-benar memiliki visi pembangunan yang jelas dan berorientasi pada kemaslahatan masyarakat.

Lebih lanjut, persaingan antara tim sukses untuk mendapatkan dukungan sering kali mengarah pada praktik pengumpulan kartu keluarga (KK) atau kartu tanda penduduk (KTP) dari warga. Pengumpulan ini umumnya bertujuan untuk menunjukkan dukungan massa yang besar terhadap calon tertentu. 

Sayangnya, praktik ini juga berpotensi menimbulkan manipulasi dukungan yang tidak selalu murni datang dari keinginan warga, tetapi terkadang karena iming-iming imbalan atau tekanan sosial dari lingkungan.

Dinamika klaim dukungan di tingkat RW/RT pun menjadi salah satu warna yang kerap muncul dalam pilkada. 

Tim sukses sering kali mengklaim bahwa calon mereka didukung mayoritas warga di satu lingkungan, meskipun kenyataannya mungkin tidak semua warga memberikan dukungan yang sama. 

Persaingan klaim dukungan ini bisa menciptakan ketegangan di masyarakat dan merusak harmoni sosial, khususnya jika tidak disertai transparansi atau dialog terbuka yang melibatkan seluruh elemen masyarakat.

Pilkada di Bengkulu tahun ini menggambarkan pentingnya pendidikan politik yang lebih mendalam bagi masyarakat, agar mereka bisa lebih kritis dalam menilai calon yang akan mereka pilih. 

Pemilih yang cerdas akan memilih bukan hanya berdasarkan bantuan sesaat atau pengaruh tim sukses, tetapi berdasarkan visi, program, dan rekam jejak calon tersebut. 

Partisipasi masyarakat yang lebih sehat dalam Pilkada akan membantu menciptakan pemimpin yang benar-benar dipilih karena kemampuannya, bukan hanya karena bantuan material yang diberikan. [Hasan]

Posting Komentar

0 Komentar