Dalam sambutannya, Fahmi Lubis menegaskan, pentingnya Satgas ini sebagai langkah preventif dan responsif untuk mencegah serta menangani berbagai bentuk perundungan, baik di kalangan mahasiswa, dosen, tenaga pendidikan, maupun karyawan kampus. "Melalui Satgas ini, kami melakukan deteksi dini terhadap potensi bullying untuk menjaga lingkungan kampus tetap positif dan sehat," ujarnya.
Ia juga menyoroti bahwa perundungan sering terjadi saat pengenalan lingkungan kampus bagi mahasiswa baru, terutama dalam hubungan antara senior dan junior. Fahmi menjelaskan bahwa beberapa kasus telah dilaporkan dan berhasil dimediasi secara preventif oleh Satgas. "Sudah ada laporan yang kami terima, terkait ospek antara kakak tingkat dengan mahasiswa baru, dan alhamdulillah sudah kami selesaikan dengan baik," tambahnya.
Fahmi mengingatkan bahwa perundungan memiliki dampak yang sangat buruk bagi korban, sehingga upaya pencegahan harus terus digalakkan, terutama di lingkungan pendidikan. Satgas Anti Bullying dan Perundungan ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem yang positif di lingkungan UMB, menjauhkan kampus dari budaya perundungan, dan menciptakan suasana yang lebih inklusif dan suportif bagi seluruh civitas akademika. [Hsn]
0 Komentar