Situasi ini mencapai puncaknya terjadi kekosongan BBM di beberapa SPBU, terutama untuk BBM jenis Pertalite dan Partamax. Sehingga mengharuskan para pengendara membeli bahan bakar lebih mahal, yaitu BBM jenis Partamax turbo dengan harga Rp.16.150 per liter.
"Kami terpaksa memilih BBM Partamax turbo karena Partamax sudah kosong selama dua hari ini. Antriannya cukup panjang, dan seringkali saat giliran kami, minyaknya sudah habis," ujar Kipli pada Selasa malam (6/8/2024).
Sales Area Manager Pertamina Bengkulu, Muhammad Farid Akbar mengakui, bahwa penyaluran BBM terhambat karena keterlambatan kapal yang mengangkut stok BBM.
Untuk mengatasi masalah ini, Pertamina Bengkulu telah mengambil langkah-langkah darurat, termasuk meminta pasokan dari Kota Lubuklinggau.
"Keterlambatan kapal menjadi kendala teknis. Oleh karena itu, kami menggunakan mobil untuk mengambil suplai BBM dari Lubuklinggau," jelas Muhammad Farid Akbar.
Pertamina Bengkulu juga telah memaksimalkan operasi depot SPBU hingga larut malam untuk mengurangi antrean kendaraan.
"Kami memastikan depot SPBU beroperasi hingga larut malam. Sejumlah 40-50 mobil tangki BBM Pertamina Bengkulu dikerahkan untuk mengangkut suplai minyak dari Lubuklinggau ke depot-depot SPBU di wilayah Bengkulu," tambahnya.
Meskipun langkah-langkah ini telah diambil, warga Bengkulu diharapkan tetap bersabar dalam menghadapi situasi ini yang diakibatkan oleh gangguan pasokan BBM. [Hsn]
0 Komentar