Ditegaskan Daeng Oktora kepada awak media, Selasa (31/1), rutinitas armada angkutan batubara yang diduga melebihi kapasitas tonase melintas di sepanjang jalan lintas Curup - Lubuklinggau dengan jumlah armada yang cukup banyak sejak beberapa bulan terakhir ini memang cukup meresahkan Warga. Khususnya, Warga yang tinggal di sepanjang jalan lintas Curup - Lubuklinggau.
"Kita selaku Masyarakat sebenarnya hanya berharap, armada tersebut saat konvoi jaraknya jangan terlalu rapat. Sebab, dapat menyebabkan macet. Selain itu, armada seharusnya melintas di atas jam sibuk, bukan di pagi hari saat anak-anak sekolah. Apalagi saat ini masyarakat kami banyak yang sedang melakukan hajatan, misalnya lewat sekitar jam 7 malam," ungkap Daeng.
Selain itu, sambung Daeng, teranyar diketahui jika armada Batu Bara yang melintas tersebut melebihi tonase 10 ton. Dikhawatirkan jalan yang baru di-hotmix tersebut kembali rusak dan berlubang. Sehingga, dapat berdampak pada kecelakaan kendaraan. Apalagi di sisi kiri kanan jalan adalah galian pipa PDAM.
"Saya khawatir, jika kedepan tidak ada tindakan tegas dari aparatur terkait terhadap aktifitas armada batubara ini dan armada batu bara tidak juga tetap seenaknya saja melintas dan tidak mengindahkan aturan dan ketentuan maka jangan salahkan jika masyarakat akan memblokir jalan lintas khusus untuk armada batu bara saja tidak boleh melintas," tegasnya. [Kianu]
0 Komentar