Dalam sambutannya Pangkogabwilhan III ungkapkan rasa gembira dan terharu dengan perkembangan Kodam yang luar biasa, setelah sekian bulan ia tinggalkan, dan hari ini mendapat kehormatan meresmikan penggunaan Pura Ksatria Shanti Bhuana milik Kodam XVIII/Kasuari.
“Atas nama pribadi dan Komando menyampaikan terimakasih atas pelaksanaan kegiatan hari ini. Disinilah kita bisa tahu bahwa membangun bangsa itu tidak bisa sendiri-sendiri harus menjadi suatu kesatuan, berintegrasi dan komprehensif,” ucapnya.
“Pura ini adalah salah satu bukti toleransi antar umat beragama, mari kita jaga toleransi, persatuan dan kesatuan dan kepada umat Hindu yang ada di sini baik prajurit dan masyarakat, terimakasih atas bantuan dan kerjasama sehingga tempat ibadah ini dapat terwujud,” kata Pangkogabwilhan III.
Sementara itu Pangdam XVIII/Kasuari, Mayjen. TNI. Gabriel Lema, S,Sos., berharap apa yang telah dirintis Letjen. TNI. I Nyoman Cantiasa, SE., M.Tr.(Han), kegiatan beribadah umat Hindu akan lebih baik, yang otomatis kehidupan bermasyarakat dan berbangsa pasti lebih baik juga sebagai upaya pembentukan karakter dan moral serta spiritual yang kokoh bagi keberhasilan pelaksanaan tugas pokok sesuai tanggung jawab masing-masing.
“Keberadaan Pura ini juga dapat menjadi modal utama dalam membina dan mengembangkan kerukunan hidup antar umat beragama, apalagi Pura ini dibangun bersebelahan dengan tempat ibadah agama lain Masjid dan Gereja, hal ini dapat kita lihat sebagai wujud kerukunan umat beragama dan sebagai identitas keberagaman bangsa Indonesia, prajurit Kodam juga harus menjadi contoh dalam membangun toleransi antar umat beragama," tutur Pangdam.
Kepala Suku Besar Arfak, Drs. Dominggus Mandacan, yang juga hadir dalam peresmian itu, mewakili semua suku Nusantara dan Kepala-kepala suku yang ada di Papua Barat ini siap melanjutkan apa yang sudah dimulai dan diletakkan para pendahulu untuk bisa menerima semua suku yang ada bersama dengan di Papua dan Manokwari.“Saya ajak kepada masyarakat untuk tetap menjaga keamanan, ketertiban dan kedamaian dan tidak boleh ada kerusuhan dan lain sebagainya, luar biasa apa yang dilakukan hari ini sehingga di Kodam ini sudah ada Masjid, Gereja dan Pura diharapkan para prajurit dapat memanfaatkan tempat ibadah ini dan menjadikan iman kuat,” jelasnya.
Pura Ksatria Shanti Bhuana memiliki luas bangunan 645 Meter persegi, sebagian besar material bangunannya mengunakan bahan dasar lahar Gunung Agung yang langsung dikirim dari Bali, dengan masa pengerjaan hampir lima bulan, mengunakan dana swadaya satuan dan bantuan dari beberapa pihak. Saat ini juga sedang dilaksanakan pembangunan Pura Catur Buana Raja Ampat dekat objek wisata Internasional Raja Ampat dengan dukungan Pemkab Raja Ampat yang Peletakan batu pertamanya dilakukan Letjen. TNI. I Nyoman Cantiasa, saat masih menjadi Pangdam. [Pendam XVIII/Ksr]
0 Komentar