Salah satunya, pada SDN 2 Lesung Batu, terdapat rehab 7 ruang kelas dengan nama kegiatan yaitu 'Rehabilitasi 7 Ruang Kelas SDN 2 Lesung Batu (DAK) 2021.
Berdasarkan data yang tertera pada laman resmi lpse.muratarakab.go.id diketahui, rehab 7 ruang kelas SDN 2 Lesung Batu dikerjakan oleh CV. Tujuh Bidadari dengan nilai kontrak sebesar Rp1 miliar melalui APBD Muratara tahun 2021.
Sayangnya, fasilitas yang dibangun dengan anggaran yang cukup fantastis itu, justru menuai keluhan khususnya dari Kepala Sekolah SDN 2 Lesung Batu, Farida, S.Pd.SD.
"Kerjaannya kurang rapi, sejak selesai dibangun memang beginilah hasilnya. Itu kusen di ruang kelas 6 terlihat kan, sudah dimakan rayap, ada bagian yang retak juga," papar Farida saat dijumpai awak media.
Farida sangat menyayangkan kualitas rehab 7 ruang belajar di sekolahnya senilai Rp1 miliar itu. "Kami berharap, pemborong dapat memperbaiki apa yang kurang," harapnya.
Bahkan Farida membandingkan kualitas pekerjaan yang cukup jauh berbeda jika dibandingkan dengan Pembangunan Rumah Dinas Guru dan Pembangunan Ruang Guru di SDN 2 Lesung Batu, yang dikerjakan oleh CV. Mahaprabu.
"Kalau yang rehab ruang kelas itu pemborongnya pak Maskur. Kalau yang borongan Rumah Dinas Guru, dan borongan Ruang Guru pak Fikri, hasilnya lebih bagus, dan lebih rapi," tegas Farida.
Berdasarkan pantauan Bens Indonesia di SDN 2 Lesung Batu untuk kegiatan rehab 7 ruang kelas ditemukan, kusen ventilasi udara pada ruangan kelas 6 yang mulai dimakan rayap, yang diakui Kepala Sekolah sudah dimakan rayap sejak selesai dikerjakan. Terdapat pula retak pada 4 titik dinding, dari bagian bawah jendela hingga ke lantai.Selain itu, nampak plasteran ditepi kusen jendela tanpa proses finishing.Pada bagian rabat lantai pula terdapat penurunan struktur. Pihak penyedia membuat lis pada bagian bawah dinding kelas yang bertemu lantai, namun hanya sebagian, seolah untuk menutupi kondisi rabat lantai yang turun dan menimbulkan rongga dititik pertemuan dinding dan lantai. Serta terdapat kerusakan pada bagian rabat lantai.Pihak Bens Indonesia pula mencoba mencari keterangan pihak pelaksana rehab 7 ruang kelas SDN 2 Lesung Batu yakni Maskur selaku Direktur CV. Tujuh Bidadari."Aku baru tahu. Terima kasih lah kalian sudah memberi tahu. Soalnya ayuk Farida (Kepsek, red) tidak pernah memberi tahu mengenai kondisi ini," sampai Maskur.
Pria yang disebut-sebut beberapa kalangan sebagai ring satu orang nomor satu di Kabupaten Muratara itu meminta untuk tidak diberitakan terkait kondisi pekerjaan di SDN 2 Lesung Batu tersebut.
"Dak perlu lah diberitakan. Secepatnya aku cek kesana (SDN 2 Lesung Batu, red). Kalau tahu Bupati, kami pasti kena marah," sampai Maskur.
Setelah permintaan untuk tidak diberitakan itu, Maskur mencoba memberikan uang tunai sebesar Rp200 ribu kepada awak media yang mewawancarainya, dengan dalih untuk membeli rokok, yang langsung ditolak oleh awak media ini. [BN1]
0 Komentar