Jumlah ini tentunya sudah jauh melebihi kapasitas daya tampung Lapas Kelas III Surulangun yang seharusnya hanya bisa menampung 110 orang saja.
"Iya, saat ini memang hampir tiga kali lipat dari kapasitas seharusnya hanya 110 orang saja. Update data hari ini, ada sebanyak 307 orang di Lapas Surulangun. Tujuh puluh orang tahanan dan 237 orang Napi," terang Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Surulangun, Indra Yudha, saat diwawancarai awak media di ruang kerjanya, Selasa (8/3/2022).
Lanjut pria yang akrab dengan sapaan Yudha, saat ini pihaknya tengah menjajaki usulan ke Kementerian Hukum dan HAM untuk pembangunan lapas yang baru dengan kapasitas daya tampung yang lebih besar.
"Untuk hibah tanah sudah kita terima dari Pemkab Muratara seluas 3,8 ha di Desa Karang Anyar, yang diserahkan langsung oleh Bapak Bupati, H. Devi Suhartoni ke Kakanwil Kemenkumham Sumsel. Sekarang dalam tahapan usulan, dan mudah-mudahan ditahun depan (2023, red) bisa dibangun," sambung Yudha.
Masih menurut Yudha, Lapas Surulangun saat ini tak representatif, selain jumlah penghuni yang melebihi kapasitas, Lapas Surulangun pula belum memiliki bengkel kerja dan prasarana pendukung lainnya, khususnya untuk pengembangan kapasitas WBP dalam bentuk pelatihan soft skill.
"Bengkel kerja kita belum ada, sarana prasarana pendukung juga tidak ada. Karena lokasi kita disini (Lapas Surulangun, red) sangat sempit sekali. Paling, pelatihan-pelatihan saja kita ngundang BLK, karena mereka yang siapkan alat dan lainnya, dan WBP yang mengikuti pelatihan dapat sertifikat sebagai bekal ketika mereka (Napi, red) selesai menjalani hukuman," paparnya.
Sejauh ini, Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Surulangun telah mengembangkan usaha pembuatan tempe, budidaya jamur tiram, dan laundry.
"Waktu itu, tempe produksi WBP Lapas Surulangun tak hanya menjadi salah satu bahan konsumsi di Lapas Surulangun, tapi juga sudah dijual ke pasaran. Sayangnya, ketika harga kedelai mengalami kenaikan, harga jual tempe dipasaran tak mampu bersaing. Sehingga produksi tempe kita hanya dijual ke pihak penyedia makan minum di Lapas Surulangun saja. Untuk usaha laudry, saat ini masih terus berjalan, sedangkan budidaya jamur tiram masih dalam tahap pengembangan," tandasnya. [BN1]
0 Komentar