Ticker

6/recent/ticker-posts

Advertisement

Sungai Rupit dan Sungai Minak "Terbelah"

Bens Indonesia, Muratara - Jajaran Satreskrim Polres Muratara Polda Sumatera Selatan belakangan kian intens menggelar razia penambang emas illegal, yang telah mengotori air sungai.

Ancaman hukuman bagi penambang emas illegal, nampaknya tak memberikan efek jera bahkan gentar bagi pelaku penambangan emas illegal untuk terus melakukan penambangan, yang tentu saja berdampak pada kualitas air sungai.

Berdasarkan pantauan Bens Indonesia, Minggu (19/12) terlihat aliran air Sungai Rupit dari hulu Sungai Tiku belakangan kian pekat keruh, jika dibandingkan dengan aliran air Sungai Minak yang nampak lebih jernih.

"Sudah lumayan lama aliran air dari hulu Sungai Minak jernih. Mungkin karena penambang emas tak lagi berani beroperasi. Sekarang ini air Sungai Rupit dari hulu Sungai Tiku yang menyebabkan air semakin keruh," terang salah seorang warga Desa Noman, Beny.

Sambung Beny, perbedaan warna air nampak jelas terlihat pada pertemuan dua arus sungai itu seperti "Terbelah", layaknya air dan minyak yang tak menyatu. Hal ini diduga disebabkan, pelaku penambangan emas illegal kembali beroperasi dikawasan hulu Sungai Tiku.

"Mungkin, pasca razia di hulu Sungai Tiku. Para penambang emas illegal kembali beroperasi. Seolah-olah tidak takut dengan kehadiran tim yang melakukan razia ke hulu Sungai Tiku. Sementara itu, penambang emas yang beroperasi di hulu Sungai Minak nampaknya benar-benar berhenti beroperasi, sehingga air dari hulu Sungai Minak nampak lebih jernih sejak dua pekan terakhir," sambungnya.

Rizka, salah seorang warga sekitar yang masih kerap beraktifitas sehari-hari menggunakan air sungai justru lebih memilih aliran air dari hulu Sungai Minak untuk mandi dan mencuci.

"Kami lebih memilih mandi dan mencuci di aliran air Sungai Minak. Karena airnya lebih jernih dibandingkan aliran air Sungai Rupit dari hulu Sungai Tiku," jelasnya. [BN1]

Posting Komentar

0 Komentar