Hal ini terkuak, setelah para pengasuh di Asrama SAD yang berlokasi di Kecamatan Rupit ini membeberkan, bahwa anak-anak penghuni asrama hanya tinggal 7 orang saja pada saat ini. Padahal, sebelumnya berjumlah 130 anak yang sedang menempuh pendidikan dan tinggal di Asrama SAD.
Salah seorang Tenaga Pengasuh, Manto, menyayangkan tindakan Pemerintah Muratara yang baru, karena telah memulangkan anak-anak SAD.
"Kami sedih, setelah anak-anak SAD punya semangat untuk menempuh pendidikan di masa Bupati Syarif bahkan menjadi perhatian Pemerintah Pusat. Sekarang yang terjadi justru anak-anak itu dipulangkan, karena alasan tidak ada lagi anggaran makan minum di Asrama," tutur Manto yang ditemui awak media beberapa waktu lalu.
Hal itu turut dibenarkan Cik Inah, yang merupakan Tenaga Pengasuh dan direkrut sejak awal berdirinya Asrama SAD.
"Aku disini sejak awal asrama SAD buka, aku direkrut sebagai Pengasuh. Kalau dulu ya pak, zaman pak Syarif, anak-anak SAD semangat untuk bersekolah. Anak-anak disini makan enak, karena ada catering yang diantar 3 kali sehari. Pas dipenghujung jabatan diakhir 2020, anggaran makan minum di pangkas Covid-19. Tapi, pak Syarif masih tetap memperhatikan anak-anak disini. Setiap minggu, beliau memberikan uang pribadinya Rp2 juta untuk makan anak-anak. Kalau sekarang tidak lagi pak, anak-anak yang masih bertahan disini, kadang dapat kiriman dari orang tua masing-masing," papar Cik Inah.
Pada tahun 2020, anak-anak SAD yang menempuh pendidikan SD, SMP, SMA atau ikut di PKBM mencapai 130 orang. Pasca dirumahkan, anak SAD yang masih tinggal di Asrama hanya tersisa 7 orang saja, yaitu 1 orang SD (laki-laki), 1 orang SMP (laki-laki), 2 orang SMP (perempuan), dan 3 orang SMA (perempuan).
"Sejak dipulangkan, tidak ada yang kembali lagi kesini. Tinggal 7 orang inilah yang masih sekolah. Kalau yang pulang, entah masih sekolah atau tidak," terang Cik Inah.
Ketika Bens Indonesia coba mengkonfirmasi dengan Kepala Asrama, Feby, justru menerangkan jika dirinya baru menjabat 3 bulan terakhir sebagai Kepala Asrama SAD.
"Aku baru menjabat 3 bulan pak. Mungkin mereka (pengasuh) yang lebih paham kronologisnya. Karena saat aku ditunjuk sebagai Kepala Asrama, kondisi anak nya cuma seginilah," ucap Feby.
Sementara itu, Anhar, yang sudah sejak lama bekerja di Asrama SAD sebagai Security mengatakan, tidak salah jika anak-anak ini memang benar dipulangkan atas dasar anggaran makan-minum yang tidak ada lagi.
"Tidak salah itu pak. Selain alasan situasi Covid-19, juga alasan anggaran makan-minum yang tidak ada lagi. Sehingga, hasil rapat pada waktu itu setelah Bupati baru, ada rapat dengan Dinas Sosial, katanya atas Perintah Atasannya, untuk memulangkan anak-anak SAD sampai waktu yang belum ditentukan," jelasnya. [BN1]
0 Komentar