Kepala Sekolah SMAN Karang Dapo beserta Ketua Komite, justru menuding ambruknya tembok sekolah ini diakibatkan genangan air disisi tembok yang terjadi pasca hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah ini sejak Senin malam.
Tembok SMAN Karang Dapo ini diketahui sepanjang 100 meter, yang dibangun atas pungutan yang dilakukan pihak komite sekolah dari para wali murid pada tahun 2021 dengan nilai yang bervariasi, mulai dari Rp100 ribu hingga Rp250 ribu per siswa.
Suhairi selaku Ketua Komite SMAN Karang Dapo yang dijumpai awak media mengaku, jika tembok sekolah itu baru selesai dibangun tiga bulan yang lalu, dari uang kumpulan para wali murid dari kelas satu sampai kelas tiga.
"Itu karena genangan air terlalu tinggi mencapai 80 %. Itulah sebabnya, tembok itu roboh, karena tidak kuat menahan beban. Sedangkan lobang tempat air keluar tidak ada, itu kekhilafan kami sebenarnya", jelas Suhairi saat diwawancarai awak media, Selasa (19/10).
Ditempat yang sama, Kepala Sekolah SMAN Karang Dapo, Zainal Abidin, menegaskan jika robohnya tembok sekolah tersebut murni disebabkan bencana alam, bukan karena kelalaian teknis pembangunan.
"Tembok yang roboh itukan jelas gara gara bencana alam, bukan kesalahan dari pihak yang mengerjakannya. Pasalnya, air hujan yang terlalu banyak menumpuk disana membuat tembok sekolah tersebut roboh dan tidak kuat menahan beban," jelas Zainal.
Ketika awak media memastikan sumber dana dalam pembangunan tembok sekolah tersebut, Zainal Abidin, mengakui jika tembok sekolah dibangun dari uang pungutan yang dikumpulkan para wali murid.
"Dananya dari wali murid yang dikumpulkan dari kelas satu sampai kelas tiga, dengan besaran mulai dari Rp100 ribu hingga Rp250 ribu/siswa," jawabnya. [BN1]
0 Komentar