Foto (sumber:.net) |
Pemotongan tersebut terkuak, setelah satu dari 170 KPM BLT DD bernama Mat Jemal (43) warga Dusun 3 Desa Sukamenang berani membeberkan bahwa pemotongan BLT DD di Desa Sukamenang sebesar Rp150 ribu/bulan, yang semestinya diterima Rp300 ribu/bulan.
"Benar dek, kami ini bingung kenapa setiap kali pencairan BLT DD yang kami terima selalu dipotong hingga 50 persen, bahkan sudah berlangsung sejak tahun 2020 kemarin sampai dengan sekarang," ungkapnya.
Lanjut Mat Jemal, jika pemotongan dilakukan langsung pihak Pemerintah Desa dengan alasan untuk membeli mobil ambulans. "Kami tidak paham akan hal tersebut, tidak ada lagi sistem musyawarah di desa ini, sampai-sampai harus memotong BLT DD yang menjadi hak masyarakat miskin demi membeli mobil ambulans Desa", terangnya
Kondisi tersebut juga dibenarkan oleh Abdullah Nur, yang menyayangkan tindakan sepihak Pemerintah Desa Sukamenang memotong BLT untuk pembelian mobil ambulan.
"Benar, BLT Desa Sukamenang dipotong oleh Kepala Desa, saya menyaksikan sendiri bahwa warga hanya menerima Rp150 ribu, yang seharusnya Rp300 ribu. Kami tidak terima, dengan alasan apapun terkait pemotongan BLT ini," tegas Abdullah
Sementara itu Kepala Desa Sukamenang saat disambangi dikediamannya, dirinya sedang tidak berada dirumah, terang salah seorang warga sekitar. "Pak kades tidak ada di rumah dek, Mungin pergi dari pagi tadi," ujarnya
Kemudian saat dihubungi via telpon atau WhatsApp, dengan Nomor 0812xxxxxxx yang bersangkutan tidak bisa dihubungi. [BN1]
0 Komentar