Ticker

6/recent/ticker-posts

Advertisement

Ratusan Warga Karang Anyar Keluhkan Aktifitas Angkutan Besar, Viral di Medsos

Bens Indonesia, Muratara - Rabu (20/10) petang, pengguna jejaring media sosial facebook sempat dihebohkan dengan tayangan siaran langsung yang dilakukan oleh akun dengan nama @Mira_Asmara, yang diketahui merupakan salah seorang warga Kampung 7 Desa Karang Anyar, Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara.

Dalam video siaran langsung yang telah ditonton oleh ribuan orang, 161 komentar, dan 195 like itu diketahui saat masyarakat yang tinggal di Kampung 7 Desa Karang Anyar mengeluhkan aktifitas lalu lalang kendaraan besar pengangkut material tanah yang melintas ditengah perkampungan.

Padahal, masih ada dua akses jalan lainnya yang dapat dilalui kendaraan-kendaraan tersebut, meski jarak yang harus dilalui sedikit lebih panjang ketimbang melintasi jalan di Kampung 7.

"Hampir ratusan kali mobil pengangkut tanah itu mondar-mandir dalam sehari. Sejak awal, masyarakat tidak setuju kalau mobil itu melewati jalan perkampungan. Karena masih ada jalan lain yang bisa dilalui. Disini banyak warga yang sakit, jadi sangat mengganggu sekali," ungkap Mira Asmara, Amd.Keb., saat dijumpai awak media di kediamannya di Kampung 7 Desa Karang Anyar, Kamis (21/10).

Hal ini tak hanya menjadi keluhan Mira Asmara si pembuat video siaran langsung, namun juga dikeluhkan oleh ratusan keluarga yang berdomisili di Kampung 7. Lantaran, beberapa warga di Kampung 7 dalam kondisi sakit keras.

"Bukan cuma Mira, kami warga Kampung 7 memang tidak setuju mobil-mobil itu lewat jalan ini. Bukan cuma banyak warga yang sakit, kemarin mobil angkutan itu nyaris menabrak anak-anak. Selain itu, efeknya rumah-rumah warga retak, ada genteng yang copot. Itulah sebabnya ibu-ibu sore kemarin tutup jalan ini pakai meja, kursi, dan kayu, supaya mobil-mobil itu tidak lewat jalan sini lagi," tutur Yeri yang ditemani Aisiyah, yang merupakan warga Kampung 7 Desa Karang Anyar.

Bahkan, aktifitas angkutan material tanah yang diduga melebihi tonase jalan, mengakibatkan beberapa rumah warga mengalami retak-dan bahkan ada atap rumah warga yang lepas, dampak getaran tanah saat kendaraan besar melintas ditengah perkampungan.

Masyarakat berharap, untuk kendaraan berat pengangkut material tak seharusnya melalui jalan perkampungan, karena masih ada dua akses jalan yang bisa digunakan tanpa harus menimbulkan keresahan masyarakat.

"Setelah kemarin (20/10) sempat ditutup itu, hari ini (21/10) belum ada mobil angkutan tanah itu yang lewat. Apabila ada lagi yang lewat, bukan tidak mungkin bakal ada aksi lagi dari ibu-ibu disini," tegas Mira. [BN1]

Posting Komentar

0 Komentar