Bens Indonesia, Muratara - Program "Perpustakaan Terapung" yang dilaksanakan oleh Dinas Perpustakaan Kabupaten Musi Rawas Utara senilai Rp100 juta, melalui APBD Muratara tahun 2020, belakang menuai sorotan banyak pihak.
Pasalnya, program yang diharapkan mampu meningkatkan minat baca sekaligus kunjungan wisata ke objek wisata Danau Rayo, justru mangkrak tak memberikan azas manfaat, hingga 4 kali karam ditelan tenangnya riak Danau Rayo.
Bahkan, Kepala Dinas Perpustakaan Muratara, Herawati, sempat menyebut nama Sekda Musi Rawas Utara yang juga memiliki andil, ketika Dinas Perpustakaan menyampaikan paparan dihadapan TAPD terkait rencana awal diusulkannya program ini.
"Usulan awal kita Rp250 juta, karena dipangkas jadi tinggal Rp100 juta. Sekda minta supaya perpustakaan terapung tetap dilaksanakan meski dengan anggaran Rp100 juta, walau hanya simbol berbentuk perahu saja," terang Kadis Perpustakaan Muratara, Herawati, saat ditemui diruang kerjanya, Kamis (23/9).
Sambung Herawati, pada saat itu anggaran terpangkas hingga menyisakan Rp100 juta untuk program perpustakaan terapung. Dan Sekda Muratara yang pada saat itu dijabat oleh Alwi Roham, meminta agar program tersebut tetap dilaksanakan dengan anggaran yang ada.
"Beliau (Sekda, red) mengatakan, perpustakaan terapung dijadikan saja, yang penting simbolnya ada dulu, walaupun cuma perahu. Anggaran berikutnya baru melengkapi fasilitas serta pengadaan mesinnya," tiru Herawati, yang menceritakan instruksi Sekretaris Daerah, Alwi Roham.
Sayangnya, perintah menciptakan simbol perpustakaan terapung sebentuk perahu, justru menjadi petaka, sehingga menyebabkan kerugian bagi keuangan daerah yang telah merogoh kocek APBD Muratara tahun 2020 senilai Rp100 juta, yang hingga kini tak sekalipun memberikan manfaat. [BN1]
0 Komentar