Pasca Ambruknya Tembok Sekolah, Wali Murid Beberkan Masalah Pungutan

Bens Indonesia, Muratara - Pasca ambruknya tembok sekolah SMAN Karang Dapo, yang berusia kurang dari 100 hari itu, menuai komentar para wali murid SMAN Karang Dapo, yang turut membeberkan praktek pungutan yang dilakukan pihak sekolah bersama komite sekolah.

Baca juga --- Tembok SMAN Karang Dapo Ambruk, Kepsek Tuding Genangan Air Penyebabnya

Salah seorang wali murid yang minta namanya dirahasiakan inisial M menceritakan, sebulan yang lalu rapat komite dan wali murid dihadiri Kepsek dan Komite, timbulkan instruksi dan protes wali murid masalah sekolah, terutama masalah pembangunan pagar.

"Dalam pernyataan dari ketiga wali murid tersebut, bahwa mereka tidak sanggup lagi jika komite dan pihak sekolah kembali menarik iuran yang dibebankan kepada mereka, sebab dalam satu tahun sudah ada dua kali iuran," beber M kepada awak media.

Sambung M, dua minggu pasca rapat, ketiga wali murid yang menyatakan keberatan jika harus kembali diminta membayar iuran akhirnya dipanggil untuk menghadap Komite dan Kepsek ke sekolah. Dirinya tidak mengetahui apa solusi yang dihasilkan terhadap ketiga wali murid tersebut.

Sementara itu, sepekan terakhir, pihak sekolah dan komite tetap memutuskan untuk mengumpulkan kembali iuran dengan dalih pembangunan pagar sekolah.

"Kita tidak tahu bagaimana cara mereka merekayasa hal tersebut. Tapi informasinya, dalam satu minggu terakhir, pihak sekolah memutuskan kembali menarik iuran tanpa koordinasi lagi dengan pihak wali murid," tuturnya

Hal senada dituturkan F, yang juga merupakan wali murid di SMAN Karang Dapo mengaku, jika dirinya merasa sangat keberatan apabila pihak sekolah kembali menarik iuran untuk pembangunan pagar kembali.

"Kami tidak senang dengan keputusan pihak komite dan pihak sekolah kembali menarik iuran untuk pembangunan pagar sekolah, masa dalam satu tahun kami disuruh membayar untuk hal yang sama," tegas F.

Dijelaskan F, dari wali murid kelas X dipungut Rp300 ribu/siswa, sedangkan untuk kelas XI dipungut Rp50 ribu. Sedangkan untuk kelas XII dipungut Rp50 ribu/siswa. [BN1]