Bertempat di Kantor Desa Maur Baru, ratusan warga Desa Maur Baru menyampaikan beragam aspirasi mulai dari kegiatan fisik berupa lampu penerangan jalan, hingga program yang mendukung pada kegiatan keagamaan seperti halnya dukungan terhadap rumah tahfidz.
"Untuk dukungan hal-hal keagamaan belum bisa di wujudkan di tahun ini. Karena kemampuan anggaran yang minim, dan pos-pos anggarannya memang banyak. Jadi mohon maaf belum bisa diakomodir pada tahun ini," jawab Kades Maur Baru, Adi Karel Kareli.
Sambung Kades, saat ini Desa Maur Baru tengah berfokus pada target untuk menciptakan Desa Maur Baru yang mandiri, dengan sederet program pemberdayaan pada sektor Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).
"Selain menyesuaikan program dan visi-misi Pemerintah Daerah, kami bakal mengembangkan BUMDES pada tahun depan, salah satunya pada perlengkapan hajatan. Selain masyarakat yang akan mengadakan hajatan terbantu, dan desa mendapatkan income," sambungnya.
Karel menuturkan, dengan pengembangan Bumdes tersebut, masyarakat yang akan menggelar hajatan, cukup mengeluarkan dana setengahnya, tanpa perlu pusing memikirkan kelengkapan tenda, organ tunggal, kursi, dan perlengkapan lainnya.
"Biasanya kalau perlengkapan untuk hajatan itu bisa menghabiskan anggaran hingga Rp13 juta, melalui Bumdes, masyarakat cukup mengeluarkan biaya Rp6 juta saja," jelasnya.
Menurutnya, pernah terjadi warganya yang batal menikah karena terkendala biaya untuk hajatan. Sehingga melalui pemberdayaan Bumdes ini akan sangat membantu masyarakatnya dan dapat menjadikan Desa Maur Baru yang mandiri.
0 Komentar