Berdasarkan informasi yang didapat, rehab gedung tersebut menggunakan dana Afirmasi tahun 2020 sebesar Rp199.700.000.
ZL, salah seorang warga Muratara menduga jika Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) tersebut asal menerima pekerjaan tanpa melakukan pengecekkan kelokasi.
"Seharusnya PPTK kegiatannya yang bertanggung jawab, karna dia asal terima saja tanpa turun kelapangan pada saat 100 persen bangunannya," kata ZL.
Ia menyayangkan, jika bangunan yang menelan biaya hampir 200 juta tersebut tidak sampai selesai dikerjakan oleh pihak ketiga.
"Sayang, anggaran sebesar itu, tapi bangunannya seperti itu," ujarnya.
Sementara itu Kepala Sekolah SDN 1 Lesung Batu, Kecamatan Rawas Ulu, Asmawati mengatakan bangunan SDN 1 Lesung Batu tahun 2020 sudah dilakukan serah terima seratus persen.
"Ya sudah, bangunan itu dari dana Afirmasi. Wong yang borongnya bukan kami," ungkap Asmawati, Rabu (14/7).
Saat ditanya bagian mana saja yang belum selesai dibangun? Kepsek mengatakan bagian plafon dan lantainya.
"Plafonnya tidak ada, kemudian lantainya dari semen biasa (Hanya disirami pakai semen saja). Kami tidak melihat RAB nya, katanya cuma itulah dananya. Sampai sekarang belum diperbaiki dan masih seperti itu," jelasnya
Disinggung mengenai bagaimana anak anak belajar sedangkan bangunannya belum selesai, pihaknya menerima saja, lantaran ruang belajar kurang sehingga terpaksa dipakai digunakan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Muratara, Sukamto mengatakan, jika dirinya belum mengetahui jika ada bangunan seperti itu.
"Nanti akan kita cek, apakah anggarannya sebatas itu atau memang disengaja seperti itu. Nanti kita panggil konsultannya untuk menanyakan hal itu, hari senin nanti kamu kesini lagi untuk mengetahui hasilnya. Hari ini saya mau kelapangan dahulu, untuk mengecek langsung ke lokasi," tegas Sukamto.
Saat ditanya prihal siapa PPTK kegiatannya, Kadisdik mengatakan tidak mengetahuinya. [BN1]
0 Komentar