Seorang laki-laki berumur 45 tahun warga Kampung Moswaren Lama Distrik Moswaren yang tidak mau disebutkan identitasnya, datang ke Kodim 1807/Sorsel. Selain menyerahkan satu pucuk Mauser, juga sebanyak 49 butir munisi, yakni 1 butir munisi kaliber 5,39, 23 butir munisi kaliber 3,17, 1 butir munisi senjata Mauser kaliber 9,8, 14 butir munisi senjata api AK kaliber 7,62, dan 3 butir munisi M16A1 kaliber 5,56, serta 7 butir munisi senjata Stan (Stan Gun) kaliber 7,62.
Senjata Mauser merupakan senjata api peninggalan PD II yang masih ada dimiliki masyarakat Papua Barat. Bagi masyarakat, khususnya yang berada di wilayah Pegunungan Arfak, senjata Mauser tersebut dijadikan sebagai tradisi mas kawin, sarana pengamanan, dan berburu.Dikatakan Dandim, Letkol. Inf. Batara Alex Bulo, penyerahan senjata api dan munisi ke Kodim 1807/Sorsel ini merupakan kesadaran sendiri dari warga sipil tentang pentingnya menjaga keamanan serta sudah terciptanya situasi yang kondusif di wilayah Kodim 1807/Sorsel.
"Upaya yang telah dilakukan oleh jajaran Kodim 1807/Sorsel melalui kegiatan Binter & Komsos telah berjalan baik. Terbukti timbul kepercayaan warga terhadap Prajurit dan Satuan TNI, khususnya TNI AD di wilayah Papua Barat ini, dan lebih khususnya lagi kepercayaan terhadap satuan jajaran Kodam XVIII/Kasuari, dalam hal ini Kodim 1807/Sorsel dalam menjaga keamanan dan ketenteraman kehidupan warga masyarakat," ujar Batara.
Dirinya berjanji akan terus meningkatkan pemahaman, pendekatan, dan pembinaan kepada warga masyarakat, utamanya dalam hal tradisi penyerahan mas kawin pernikahan berupa senjata api, dan menggantinya dengan penyerahan mas kawin berupa barang yang bisa dimanfaatkan dalam kebutuhan sehari-hari seperti piring, mangkok, kain adat, dan sebagainya.
Kodim juga akan semakin meningkatkan upaya persuasif dan pendekatan dari hati terhadap warga masyarakat, atas kemungkinan adanya warga yang masih menyimpan atau memiliki senjata api, agar dengan kesadaran dan sukarela mau menyerahkannya kepada aparat keamanan.
"Sesuai arahan bapak Pangdam XIII/ Kasuari, Mayjen. TNI. I Nyoman Cantiasa, bahwa kita harus bisa merebut hati dan perasaan masyarakat Papua sehingga kita dicintai rakyat. Selain itu juga tentang pentingnya menjaga keamanan dan ketenteraman masyarakat, dimana pun kami (Prajurit TNI) berada dan bertugas. [Pendam XVIII/Ksr]
0 Komentar